Gender dan stunting merupakan dua isu yang seringkali tidak terlepas satu sama lain dalam konteks kesehatan anak. Ketidaksetaraan gender dapat mempengaruhi pola asuh anak dan akses terhadap pangan yang bergizi, yang pada akhirnya meningkatkan risiko stunting pada anak-anak.
Ketidaksetaraan Gender dalam Pola Asuh
Ketidaksetaraan gender dalam pola asuh dapat berkaitan dengan perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki seringkali mendapatkan lebih banyak perhatian dan kesempatan untuk mendapatkan makanan yang bergizi, sementara anak perempuan seringkali diabaikan atau diberikan makanan yang kurang bergizi.
Sebagai contoh, dalam sebuah rumah tangga yang memiliki keterbatasan pangan, mungkin orang tua akan lebih memilih memberikan makanan yang sedikit kepada anak perempuan untuk memberikan lebih banyak kepada anak laki-laki, dengan alasan bahwa anak laki-laki lebih membutuhkan asupan gizi yang lebih banyak. Hal ini dapat menyebabkan anak perempuan mengalami kekurangan gizi dan risiko stunting yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak laki-laki.
Ketidaksetaraan Gender dalam Akses Terhadap Pangan
Selain dalam pola asuh, ketidaksetaraan gender juga dapat terjadi dalam akses terhadap pangan yang bergizi. Perempuan seringkali memiliki akses yang lebih terbatas terhadap pangan yang bergizi, baik karena faktor budaya maupun sosial-ekonomi.
Pada beberapa budaya, perempuan mungkin diharapkan untuk makan setelah semua anggota keluarga lainnya telah selesai makan. Hal ini berarti bahwa perempuan akan mendapatkan sisa makanan yang kurang bergizi atau tidak mendapatkan makanan yang cukup.
Dalam konteks sosial-ekonomi, perempuan seringkali memiliki kesempatan kerja yang lebih terbatas dibandingkan dengan laki-laki. Ini berarti pendapatan perempuan juga lebih terbatas, yang pada akhirnya mempengaruhi kemampuan mereka untuk membeli pangan yang berkualitas tinggi.
Apa yang Dapat Dilakukan untuk Mengatasi Ketidaksetaraan Gender dan Risiko Stunting pada Anak?
Untuk mengatasi ketidaksetaraan gender dan risiko stunting pada anak, diperlukan upaya yang melibatkan berbagai pihak. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
- Menyadarkan masyarakat akan pentingnya kesetaraan gender dalam pola asuh dan akses terhadap pangan yang bergizi.
- Mendorong perubahan budaya yang mengharapkan perempuan untuk makan setelah anggota keluarga lainnya telah makan.
- Membangun gerakan untuk meningkatkan kesempatan kerja bagi perempuan, sehingga mereka memiliki akses yang lebih baik terhadap pendapatan dan pangan yang berkualitas.
- Mendorong partisipasi aktif perempuan dalam pengambilan keputusan dalam rumah tangga, termasuk keputusan terkait pangan.
- Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya gizi yang baik untuk pertumbuhan anak dan dampak buruk dari stunting.
- Mengembangkan program yang melibatkan ibu-ibu dalam upaya peningkatan gizi anak, termasuk pelatihan tentang pola asuh yang baik dan pentingnya pangan yang bergizi.
Also read:
Desa Kertarahayu Melalui Lensa Agrowisata
KERTARAHAYU MENGUKIR PRESTASI MELALUI PROGRAM GERBANG DESA: MENJEMBATANI IMPIAN DAN REALITAS
Kesimpulan
Ketidaksetaraan gender dapat mempengaruhi risiko stunting pada anak melalui pola asuh yang tidak merata dan akses terbatas terhadap pangan yang bergizi. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya yang melibatkan masyarakat secara luas, termasuk kesadaran akan pentingnya kesetaraan gender, perubahan budaya, peningkatan kesempatan kerja bagi perempuan, dan edukasi tentang gizi yang baik. Dengan mengatasi ketidaksetaraan gender, kita dapat mengurangi risiko stunting pada anak dan memberikan masa depan yang lebih baik bagi mereka.
Pertanyaan yang Sering Diajukan
- Apakah ketidaksetaraan gender meningkatkan risiko stunting pada anak?
- Apa dampak dari stunting pada anak?
- Apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko stunting pada anak?
- Apakah pola asuh dapat mempengaruhi risiko stunting pada anak?
- Bagaimana mengubah budaya yang mengharapkan perempuan untuk makan setelah anggota keluarga lainnya telah makan?
- Apa peran ibu dalam peningkatan gizi anak?
Ya, ketidaksetaraan gender dapat meningkatkan risiko stunting pada anak melalui pola asuh yang tidak merata dan akses terbatas terhadap pangan yang bergizi.
Stunting dapat berdampak pada perkembangan fisik dan mental anak, sehingga menghambat pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Cara mengurangi risiko stunting pada anak antara lain dengan memberikan makanan yang bergizi, memastikan akses terhadap pangan yang berkualitas, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya asupan gizi yang baik.
Ya, pola asuh yang tidak merata dapat meningkatkan risiko stunting pada anak. Anak yang tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup akan memiliki risiko stunting yang lebih tinggi.
Mengubah budaya dapat dilakukan melalui pendidikan dan kesadaran masyarakat. Penting untuk menyebarkan informasi tentang pentingnya kesetaraan gender dalam pola asuh dan dampak buruk dari perlakuan yang tidak adil terhadap anak perempuan.
Ibu memiliki peran yang sangat penting dalam peningkatan gizi anak. Mereka dapat memberikan pola asuh yang baik dan memastikan anak mendapatkan makanan yang bergizi.
0 Komentar