Desa Kertarahayu, yang terletak di Kecamatan Jatiwaras, Kabupaten Tasikmalaya, perlahan-lahan menjadi saksi bisu dari lenyapnya tradisi permainan anak zaman dulu. Seiring dengan kemajuan teknologi, khususnya munculnya era gadget, permainan tradisional seperti ucing-ucingan, encrak, gatrik, anjang-anjangan, oray-orayan, cingciripit, dan Hompimpah semakin terpinggirkan.
Mengenang Jejak Kebahagiaan Anak Zaman Dulu
Generasi muda Desa Kertarahayu kini lebih sering terpaku pada layar gadget mereka, menggantikan kegembiraan dan kebersamaan yang dulu dirasakan melalui permainan tradisional. Perlahan-lahan, lapangan-lapangan tempat mereka bermain Ucing-ucingan, pecle, gatrik, boy-boyan, cingciripit dan sejenisnya menjadi sunyi, digantikan oleh keheningan yang hanya terputus oleh suara gemerisik gadget.
Ancaman Kepunahan Tradisi Lokal
Dalam beberapa dekade terakhir, perubahan gaya hidup dan konsep hiburan telah memberikan tekanan besar pada kelangsungan permainan tradisional. Anak-anak di Desa Kertarahayu lebih tertarik pada permainan elektronik yang menawarkan pengalaman yang lebih instan dan canggih, memudahkan mereka untuk terhubung dengan teman-teman mereka tanpa harus berkumpul di lapangan bermain.
Dampak Terhadap Pembentukan Karakter
Permainan tradisional bukan sekadar aktivitas rekreasi; mereka membentuk karakter dan membangun nilai-nilai sosial pada anak-anak. Kehilangan permainan-permainan ini dapat berdampak pada pembentukan kepribadian generasi mendatang, mengurangi kreativitas, kerjasama, dan keterampilan sosial yang diperoleh melalui bermain bersama.
Upaya Pelestarian dan Harapan
Sejumlah warga Desa Kertarahayu mulai menyadari urgensi pelestarian permainan anak tradisional. Komunitas lokal aktif mengadakan kegiatan pelestarian, seperti festival permainan tradisional dan pelibatan anak-anak dalam workshop mengenai sejarah dan cara bermain permainan-permainan tersebut. Upaya ini diharapkan dapat mengembalikan semangat kegembiraan dan kebersamaan yang hilang.
Panggilan untuk Bersatu
Pelestarian permainan anak tradisional bukanlah tanggung jawab individu atau kelompok tertentu saja, melainkan tugas bersama seluruh masyarakat Desa Kertarahayu. Melalui kolaborasi antara pemerintah daerah, sekolah, orang tua, dan masyarakat, dapat diciptakan lingkungan yang mendukung keberlangsungan permainan tradisional sebagai bagian penting dari identitas budaya.
Kesimpulan
Desa Kertarahayu menghadapi tantangan nyata dalam menjaga keberlangsungan permainan anak tradisional di tengah gempuran gadget. Namun, dengan kesadaran dan upaya bersama, masih ada harapan untuk mengembalikan kejayaan permainan-permainan khas masa kecil dan memastikan bahwa tradisi bermain ini tidak menjadi bagian dari masa lalu yang terlupakan.
0 Komentar